Comment


JulyanaGultom
     Cerita tentang Helen Keller mungkin udah sering kita dengar. Tapi gak ada salahnya kita terus belajar dari kisahnya. Keterbatasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya tidak lantas membuatnya menyerah pada hidup. Tidak pernah menyalahkan dan menganggap Tuhan berlaku tidak adil terhadap hidupnya.



    
     Adams Helen Keller adalah penyandang cacat ganda, yakni cacat netra, bisu dan tuli. Helen Keller, demikian sapaan akrabnya di tengah kecacatan fisiknya, namun dikenal sebagai pribadi yang sangat berguna bagi Tuhan dan sesama. Dia seorang guru dan Penulis terkenal. Adams Helen Keller dilahirkan pada tanggal 20 Juni 1880 di Tuscumbia, yakni sebuah kota kecil di Alabama bagian Tenggara Amerika Serikat. Sampai usia satu setengah tahun, (18 bulan) Helen Keller berada dalam keadaan sehat. Tetapi suatu saat menderita sakit keras, sehingga mengakibatkan tidak bisa mendengar dan melihat lagi. Pendengaran dan penglihatannya sama sekali tidak berfungsi seperti sediakala.
    Dalam kondisi seperti ini, banyak orang yang tidak peduli dengannya, sebab pada zaman itu menurut pandangan masyarakat, tidak ada yang dapat diharapkan dari orang seperti dia. Dia seorang yang disingkirkan, karena dianggap tidak berguna. Ternyata, keajaiban Tuhan senantiasa menyertai orang yang mengharapkanNya.
    Pada tanggal 2 Maret 1887, Nona Anne Mansfield Sullivan tiba di Tuscumbia, daerah tempat Helen Keller dilahirkan. Kehadiran Nona Sullivan ini, membawa berkat dan catatan baru  dalam lembaran sejarah kehidupan Helen Keller. Nona ini, ternyata bersedia menjadi sukarelawati yang mendidik Helen Keller. Nona Sullivan melihat potensi yang sangat besar di dalam diri Keller. Ia sangat bersemangat untuk melakukan sesuatu yang memungkinkan anak didiknya tersebut maju. Menurut gurunya, ada hal yang menarik di dalam diri Helen Keller yaitu dia seorang pribadi yang tidak pernah pasrah dengan keadaan fisiknya yang cacat. Tidak pernah menyalahkan dan menganggap Tuhan berlaku tidak adil terhadap hidupnya. Dia punya semangat belajar yang sangat tinggi, disertai rasa ingin tahu yang amat dalam.
    Sungguh menakjubkan, ternyata Helen Keller sangat cerdas, sehingga nona Sullivan menamainya "individu mungil yang luar biasa atau sering juga disebutnya sebagai keajaiban mental fenomenon intelektual". Dengan sabar, tekun dan bersemangat nona Sullivan mengajar dan mendidik Helen Keller untuk membaca, menulis dan berkomunikasi dengan suatu tanda bahasa. Dia menggunakan "ejaan tangan", atau sekarang dikenal dengan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan Helen Keller.
    Mengapakah nona Sullivan melakukan semuanya ini? Apakah yang mendorongnya melakukan tindakan yang mulia itu? Ternyata nona Sullivan juga pernah mengalami cacat netra ketika masih kecil. Tetapi setelah melewati jangka waktu tertentu, nona Sullivan pulih dari cacatnya itu. Ada orang yang berpendapat nona Sullivan melakukan kebaikan itu, sebagai rasa syukurnya kepada Tuhan yang telah menolong dan memulihkan cacat netranya.
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment